MINERAL

TUGAS ANALISIS PANGAN DAN HASIL PERTANIAN
MINERAL





MINERAL

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak, sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis Mertz 1987).

Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Mineral digolongkan atas mineral makro dan mineral mikro (Almatsier, 2004).

A.  MINERAL MIKRO
Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100 mg sehari. Beberapa yang termasuk mineral mikro antara lain Besi, Tembaga, Iodin, Kobalt, Seng, Mangan, Selenium, dan Flour (Almatsier, 2004).

Mineral
Sumber
Defisiensi
Manfaat
Besi (Fe)
Telur, tanah, makanan hijauan dan butiran, injeksi besi, dan FeSO4, susu, kentang, serealia, daging, buah-buaan, dan biji padi-padian.
Anemia, berat badan menurun, lesu, pusing, dan pucat.
a.   Membentuk hemoglobin dan mioglobin,
b.  Bagian dari susunan enzim,
c.   Mengatur berbagai reaksi kimia dan biologis dalam tubuh,
d.  Metabolisme energi.
Tembaga (Cu)
Bahan makanan dan CuSO4 (0,25−0,50%) CuSO4 ditambahkan
pada garam, tumbuhan polong, padi-padian, kismis, kacang, dan kerang.
Malnutrisi, anemia, neutropenia, dan luka-luka pada kulit.
a.    Eritropoiesis, susunan Co enzim,
b.   Fungsi jantung yang baik,
c.    Pigmentasi bulu,
d.   Reproduksi,
e.    Penting untuk pembentukan hemoglobin sel-sel darah merah,
f.     Sintesa substansi seperti hormon.
Iodin (I)
Garam beriodin (kalium iodida pada garam, minyak ikan), dan makanan laut.
Produksi tiroksin pada glandula tiroid menurun, pembengkakan pada leher.
a.    Membentuk hormon tiroksin,
b.    Sebagai komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroksin.
Kobalt (Co)
Pelet kobalt (untuk ruminansia), 0,50 ppm garam kobalt di tambahkan pada ransum (injeksi vitamin B12 untuk
menghilangkan defisiensi kobalt), dan makanan yang berasal dari hewan.
Defisiensi vitamin B12
a.    Bagian dari vitamin B12.
Seng (Zn)
ZnO atau ZnCO3 di tambahkan pada ransum pakan hijauan, makanan dari laut terutama tiram, telur susu, dan benih gandum.
Penyakit genetik, stres traumatik,  depresi imunitas anorexia, tubuh pendek, keterlambatan pematangan seksual, dan kegagalan penyembuhan luka.
a.  Carbonic anhydrase,
b.  Ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan,
c.  Berperan dalam perkembangan seksual,
d.  Pertumbuhan & kemampuan reproduksi,
e.  Penting untuk pertumbuhan.
Mangan (Mn)
Gandum, buah-buahan yang dikeringkan.
Penurunan berat badan, perubahan warna rambut, pertumbuhan rambut yang lambat, dan iritasi kulit.
a.    Komponen enzim,
b.    Sintesis glikoprotein dan proteoglikan,
c.    Kofaktor dari enzim hidrolase, dekarboksilase, transferase.
Selenium (Se)
Tanaman
Defisiensi marginal jika kandungan dlm tanah rendah, timbul
sekunder akibat nutrisi parenteral, kekurangan kalori protein.
a.     Konstituen glutation peroksidase.
Flour (F)
Makanan yang berasal dari hewan.
Kerusakan gigi yang berlebihan.
a.     Menghalang dan mengkontrol karies gigi,
b.     Melindungi terhadap kekurangan magnesium, osteoporosis & penyakit periodental,
c.     Meingkatkan daya tahan kerusakan gigi.
Sumber: McDonald et al, 1988 dan Arifin, 2008.

B.  MINERAL MAKRO
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari. Beberapa yang termasuk mineral makro antara lain Mangnesium, Kalium, Fosfor, Natrium, Sulfur, Khlor, Kalsium (Almatsier, 2004).

Mineral
Sumber
Defisiensi
Manfaat
Magnesium (Mg)
Sayuran hijau yang mengandung klorofil.
Terjadi sekunder karena malabsorbsi atau diare, gangguan mental, emosi, dan otot-otot.
a.    Unsur pembentuk tulang & gigi,
b.    Sintesis protein,
c.    Kofaktor enzim,
d.    Respirasi seluler,
e.    Unsur penting otot dan sel darah merah,
f.     Sebagai katalisator dalam beberapa reaksi kimia dan biologis melibatkan ATP dan ADP.
Kalium (K)
Sayuran, buah, dan kacang-kacangan.

Terjadi sekunder karena sakit,
cidera atau terapi diuretik,
kelemahan otot, dan kekacauan mental.

a.    Transmisi impuls -impuls saraf,
b.    Memelihara keseimbangan air di dalam sel-sel tubuh,
c.    Mengatur pelepasan insulin dari pankreas,
d.    Membantu dalam kontraksi otot dan pertumbuhan,
e.    Memelihara keseimbangan asam & basa dlm tubuh,
f.     Sebagai katalisator dlm reaksi kimia dan biologis dalam tubuh.
Fosfor (P)
Susu, tepung, sayuran hijau, biji-bijian, dan zat aditif makanan yg mengandung fosfat.
Riketsia, osteomalasia tulang dan gigi menjadi rapuh, kehilangan nafsu makan, dan lesu.
a.    Unsur pembentuk tulang & gigi,
b.    Unsur pembentuk ATP,
c.    Diperlukan dalam proses pengerutan otot,
d.    Untuk pembelahan inti sel & memindahkan sifat-sifat keturunan,
e.    Membentuk bagian-bagian penting dari plasma sel.
Natrium (Na)
Garam dapur, daging, keju, mentega dan sayuran hijau
Tidak dikenal pada diet normal, terjadi sekunder
karena cidera atau sakit.
a.     Kation utama dalam cairan intrasel,
b.     Mengatur denyut jantung,
c.     Memelihara keseimbangan pH & asam-asam
d.     Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nilai osmotik,
e.     Mengatur permeabilitas sel, fungsi alat & transmisi impuls-impuls saraf,
f.      Bersama klor membantu pergerakan rangsangan saraf.
Sulfur (S)
Bahan pangan sumber protein.
Jarang tetapi
kemungkinan terjadi
bersamaan dengan
kekurangan protein.

a.    Berperan dalam pembentukkan hormon insulin,
b.    Detoksifikasi.
Khlor (Cl)
Garam dapur, daging, susu, dan telur.
Hilangnya rambut dan gigi, gangguan pencernaan, serta
nual & kelelahan,
a.     Memelihara keseimbangan air & asam basa dlm tubuh,
b.     Mengatur aktivitas enzim-enzim tertentu,
c.     Berperan sebagai komponen HCl dalam lambung,
d.     Berperan dalam pembentukan asam hidroksida,
e.     Memudahkan transfer CO2 dari darah ke paru-paru,
f.      Membentu dalam memelihara keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, dan tekanan osmotik dalam bagian-bagian rongga tubuh.
Kalsium (Ca)
Produk olahan susu, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan
telur.
Rakitis, osteomalasia, dpt terjadi osteoporosis,
pembekuan darah lambat,
pertumbuhan terhambat, dan kekejangan
pertumbuhan
otot.

a.    Unsur pembentuk tulang & gigi,
b.    Pengaturan fungsi saraf & otot,
c.    Membantu proses pembekuan darah,
d.    Memelihara & meningkatkan fungsi membran sel,
e.    Mengaktifkan reaksi enzim & sekresi hormon,
f.     Membantu proses penggumpalan darah,
g.    Melindungi tubuh terhadap absorbsi zat-zat kimia radioaktif tertentu.
Sumber: Kriswanto dan Auliana, 2009.













DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Arifin, Z. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian. 27 (3). www.pustaka.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 16 April 2016.
Davis, G.K. and W. Mertz. 1987. Copper. In W. Mertz (Ed.) Trace Elements in Human and Animal Nutrition. Academic Press, Inc: San Diego, CA. p. 301−364.
Kriswanto, E. S dan Auliana, R. 2009. Mineral. www. staff.uny.ac.id. Diakses tanggal 16 April 2016.
McDonald, P., R.A. Edwards, and J.F.D. Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition. John Willey and Sons, Inc: New York. p. 96−105.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN KIMIA ANALITIK PEMISAHAN DAN PENENTUAN PERAK

KADAR AIR

CARA MENGHILANGKAN JERAWAT SECARA ALAMI